REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Banten Komari mengatakan kekeringan yang melanda Kabupaten Lebak belakangan ini masuk kategori siaga darurat.
"Kami menerima laporan kekeringan di Kabupaten Lebak cukup parah dibandingkan dengan tujuh kabupaten/kota di Provinsi Banten," kata Komari di Serang, Kamis (30/7).
Ia mengatakan, saat ini kekeringan Kabupaten Lebak siaga darurat karena sekitar 15 ribu warga mengalami kesulitan air bersih.
Mereka warga yang kesulitan air bersih itu karena selama dua bulan terakhir tidak turun hujan. Bahkan, sumur timba, jet pump, dan sumber mata air mengering.
Selain itu juga mengakibatkan ribuan hektare areal persawahan dilanda kekeringan. "Kami terus berkoordinasi dengan BPBD Lebak agar masyarakat terpenuhi kebutuhan air bersih," katanya.
Menurut dia, kekeringan di Kabupaten Lebak mencapai 20 kecamatan sehingga menjadi prioritas untuk penangananya.
Ke-20 kecamatan itu antara lain Warunggunung, Cibadak, CurugbBitung, Sobang, Maja, Muncang, Kalanganyar, dan Rangkasbitung.
Selanjutnya, Kecamatan Wanasalam, Cilograng, Bayah, Cimarga, Bojong Manik, Cileles, Leuwidamar, Malingping, Cikulur, Sajira, Cihara, dan Banjarsari.
Sedangkan, jumlah desa yang dilanda kekeringan tercatat 26 desa dengan jumlah warga sekitar 15 ribu jiwa.
Namun demikian, status siaga darurat keekringan itu pemerintah Kabupaten Lebak dapat menangani bantuan distribusi air bersih.
Pendistribusian air bersih itu baru mencapai enam kecamatan karena mereka kesulitan mendapat air bersih untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK). Keenam kecamatan itu antara lain Warunggunung, Sajira, Leuwidamar, Cilograng, Maja dan Bayah.
"Kami berharap status siaga darurat itu dapat ditangani dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesulitan air bersih itu," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika