REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat mengungkapkan hingga 27 Juli terdapat sekitar 4126 hektare (ha) lahan pertanian yang terkena dampak kekeringan. Sekitar 2000 ha lebih lahan terkena dampak ringan, 400 ha lahan terkena sedang dan 200 Ha lahan mengalami kekeringan berat dan 153 ha lahan terkena Fuso.
Kepala Dinas Pertanian NTB, Husnul Fauzi mengatakan kondisi lahan pertanian yang terkena dampak kekeringan hingga saat ini relatif masih rendah dibandingkan tahun 2014 kemarin. Dimana, lahan yang terkena dampak mencapai 18 ribu ha dengan lahan yang terkena fuso mencapai 4300 ha diantaranya Palawija. Serta padi yang mencapai 3200 ha.
“Saya tidak mengkhawatirkan akan berdampak dan mempengaruhi kepada produksi sebab sampai saat ini produksi padi naik mencapai 6,29 persen melebihi 2014. Selain itu, dampak kekeringan belum berpengaruh signifikan,” ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Kamis (30/7).
Menurutnya, saat ini tanaman Palawija belum terkena dampak kekeringan, namun sekitar 13 ha lahan jagung terkena dampak. Selain itu, terdapat lahan yang terkena fuso sekitar 14 ha di sekitar area Bandara Internasional Lombok (BIL).
Ia menuturkan, penanggulangan terhadap dampak kekeringan yang dilakukan Dinas Pertanian adalah dengan menyebarkan 135 pompa ke semua kabupaten, mengecek jaringan irigasi yang bocor dengan memberikan bantuan melalui APBD Perubahan. Selain itu, kementerian mengusulkan agar cekungan yang berpotensi menjadi embung agar diusulkan pada anggaran tahun depan.
Husnul menambahkan Menteri Pertanian akan meninjau kawasan yang terkena dampak kekeringan di sekitar wilayah Bil, Jumat (31/7) yang mencapai 14 ha. Serta di wilayah Sumbawa. Dirinya pun mengungkapkan pihaknya bekerjasama dengan Bakorluh yang merekrut 100 lebih mahasiswa untuk antisipasi dampak kekeringan, pendamping yang berasal dari dosen dan Korem.
Dirinya mengimbau kepada masyarakat agar mengikut saran Dinas terkait lahan yang tidak direkomendasikan untuk ditempati dan ditanami padi. Dengan gejala, lahan pertanian tersebut kekurangan air. Ia mengaku bagi lahan-lahan yang mengalami fuso maka Kementerian Pertanian akan mengganti dengan cadangan nasional.
“Sekarang berapapun jumlahnya fuso akan dimintai kementerian diganti cadangan nasional,” ungkapnya.