Jumat 31 Jul 2015 02:48 WIB

Najib Razak Janji Segera Pastikan Puing Diduga MH370

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ilham
Datuk Seri Najib Razak
Foto: Reuters
Datuk Seri Najib Razak

REPUBLIKA.CO.ID, LA REUNION -- Puing yang ditemukan di lepas pantai Pulau La Reunion, Madagaskar, akan dibawa ke Toulouse, Prancis. Pemindahan ini dilakukan guna mengidentifikasi dan memeriksa puing yang diduga merupakan salah satu komponen dari pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang pada Maret 2014, lalu.

Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak menyebut, berdasarkan pemeriksaan sementara puing sepanjang kurang lebih dua meter itu kemungkinan berasal dari salah satu bagian Boeing 777, pesawat Malaysia Airlines dengan nomor registrasi MH370. Kendati begitu, Najib belum mau memberikan kepastian puing tersebut sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Najib melanjutkan, puing yang ditemukan itu akan dibawa ke selatan Kota Toulouse oleh otoritas Prancis. Pulau La Reunion, lokasi penemuan puing tersebut memang merupakan milik Prancis. Nantinya, selain mengirimkan tim ke lokasi penemuan puing, Malaysia juga akan bekerja sama dengan tim investigator dari Prancis untuk bisa melakukan verifikasi secepatnya.

''Begitu kami mendapatkan informasi dan verifikasi soal puing tersebut, maka akan langsung kami beritahukan ke publik. Saya berjanji kepada para keluarga korban yang masih merasa kehilangan, kami tidak akan menyerah,'' ujar Razak seperti dikutip BBC, Kamis (30/7).

Puing tersebut dibawa ke selatan Kota Toulouse bukan tanpa alasan. Lokasi itu merupakan tempat terdekat dengan BEA, badan milik pemerintah Prancis yang bertugas melakukan penyelidikan kecelakaan pesawat terbang. Berdasarkan keterangan BBC, pihak otoritas Prancis memiliki fasilitas hanggar yang cukup besar di kota tersebut.

Hanggar itu digunakan untuk menyimpan puing-puing pesawat yang mengalami kecelakaan, sama seperti saat mereka melakukan penyelidikan pesawat Air France yang mengalami kecelakaan pada 2009, silam.

Sebelumnya, sebuah puing yang diduga milik pesawat MH370 ditemukan di sekitar lepas pantai Pulau La Reunion pada Rabu (29/7), waktu setempat. Pesawat itu kehilangan kontak pada 8 Maret 2014. Pesawat yang membawa 239 penumpang itu berangkat dari Kuala Lumpur dengan tujuan Beijing, Cina.

Meski telah dilakukan pencarian, yang dipimpin Australia dan Malaysia, namun hingga kini pesawat naas tersebut belum bisa ditemukan. Pesawat itu masih menjadi salah satu misteri terbesar dalam dunia penerbangan modern.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement