REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Diperkirakan ada 200 ribu hektare lahan perkebunan yang mengering dan terancam gagal panen.
Sebagai langkah cepat menanggulangi bencana kekeringan tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa pemerintah telah menyebar ribuan pompa air ke sejumlah wilayah yang membutuhkan air.
"Memang alam seperti itu, tetapi saya kira Menteri Pertanian sudah keliling terus ke seluruh wilayah untuk bagi-bagi pompa ke daerah yang butuh air," kata Jokowi usai menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (31/7).
Namun, untuk langkah jangka panjang, sambung dia, pemerintah akan membangun ribuan waduk dan embung sebagai cadangan air saat kekeringan.
Presiden lantas mengambil contoh kekeringan yang kerap terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Selama berpuluh tahun, kata dia, tak pernah ada waduk baru di daerah tersebut. Oleh karenanya, tahun ini pemerintah akan mulai membangun tujuh waduk baru di NTT. Salah satu yang akan dibangun, yakni Waduk Raknamo, telah dimulai pembangunannya sejak Desember 2014.
"Kuncinya kekeringan itu ya ada tampungan air. Kalau tidak ada itu mau menanam apa," ujar mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi optimistis, jika waduk dan embung disiapkan, Indonesia akan selalu siap menghadapi musim kemarau.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 100 miliar untuk membangun ratusan embung. Dia mengatakan, pembangunan embung itu akan dilakukan di daerah-daerah endemik kekeringan yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Kita tahu daerah endemis kekeringan itu kurang lebih 200 ribu hektare," ucapnya (23/7).