Jumat 31 Jul 2015 17:20 WIB

Program Siaran Ramadhan Momentum Sampaikan Nilai-Nilai Kebaikan

Rep: c08/ Red: Agung Sasongko
Ceramah agama di televisi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ceramah agama di televisi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA- Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengapresiasi siaran-siaran Ramadhan yang ditayangkan di berbagai stasiun tv berjaringan di Indonesia. Menurut Mahfudz, program siaran Ramadhan merupakan salah satu sarana yang tepat untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan, apalagi selama bulan suci Ramadhan.

"Memberikan nilai kebaikan melalui televisi, tentu lebih banyak amalnya. Karena disampaikan kepada jutaan orang. Beda dengan saya menyampaikan sendiri tentu hanya ke beberapa orang saja. Kalau tv bisa diterima orang banyak," kata Mahfudz dalam acara Silaturahmi Syawal Penghargaan Program Ramadhan Terbaik di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta Pusat, Jumat (31/7).

Politikus Partai PKS ini berharap nilai-nilai kebaikan yang disampaikan stasiun-stasiun tv ini harus dipertahankan untuk 11 bulan ke depan, tidak hanya sebatas Ramadham saja. Ia menambahkan, stasiun tv mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan bangsa dengan tontonan yang berkualitas.

Mahfudz juga menyebut selama Ramadhan tahun ini, stasiun-stasiun tv tentu banyak mendapatkan keuntungan dari segi pemasukan. Ia mencontohkan bila bulan-bulan di luar Ramadhan tidak ada yang akan menonton tv saat subuh. Sedangkan selama Ramadhan kata Mahfudz siaran yaang ditayangkan saat subuh justru mendapatkan rating dua digit selama penayangan.

"Saya berpikir alangkah indahnya Ramadhan itu 12 kalau bulan. Dan yang paling setuju adalah industri televisi. Tayangan subuh dapat rating dua digit. Penghasilan perusahaan dan karyawannya tentu meningkat," ujar Mahfudz.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement