REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi bencana El Nino yang diprediksi akan menguat pada Agustus hingga Desember mendatang. Langkah antisipasi tersebut disiapkan khususnya untuk melindungi para petani dan nelayan.
"Yang paling penting menurut saya adalah bagaimana menyelamatkan petani, nelayan dan juga bagaimana kebakaran hutan akibat El Nino bisa kita cegah bersama," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang khusus membahas bencana El Nino.
El Nino sendiri merupakan suatu gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatkanya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Dalam kondisi normal, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia umumnya hangat dan karenanya proses penguapan terjadi sehingga awan-awan hujan mudah terbentuk.
Namun, ketika fenomena El Nino terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik equator bagian tengah dan timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia mengalami penurunan suhu yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, El Nino memang akan membawa dampak kemarau panjang sehingga mengancam lahan pertanian dan perkebunan. Namun, di sisi lain produksi ikan justru akan melimpah.
"Kementerian Kelautan dan Perikanan berupaya untuk menyediakan cold storage di daerah-daerah yang diperkirakan panen ikan di sepanjang pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, Selatan Bali, NTB dan NTT," katanya usai rapat.
Adapun untuk mengantisipasi gagal panen dan kekeringan, pemerintah telah menginstruksikan pada para kepala daerah untuk mengalihkan Dana Alokasi Khusus (DAK) APBN 2015 sebesar Rp 2 triliun untuk pembuatan embung, sumur dangkal dan 20 ribu pompa air.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya juga mengaku telah menyiapkan langkah antisipasi kebakaran hutan yang diprediksi meningkat akibat fenomena El Nino. Karena Indonesia sedang dilanda kekeringan, Siti mengatakan pihaknya akan mencari pengganti air untuk memadamkan titik api.
Kementerian Kehutanan akan melakukan uji coba pemadaman api dengan menggunakan bahan kimia yang dapat menyerap oksigen. "Karena oksigennya diserap, maka api akan mati. Tapi ini kita baru akan uji coba," kata Siti.