REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski pertumbuhan ekonomi di Indonesia tengah mengalami kelambatan, namun kinerja keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada semester pertama 2015 tetap stabil. Penjualan neto konsolidasi naik 3,7 persen menjadi Rp 32,63 triliun, sebelumnya Rp 31,48 triliun.
Angka itu diperoleh dari kontribusi Kelompok Usaha Strategis (Grup) Produk Konsumen Bermerek (CBP), Bogasari, Agribisnis dan Distribusi. Masing-masing berkontribusi sekitar 50 persen, 24 persen, 18 persen, dan delapan persen terhadap penjualan neto konsolidasi.
Laba usaha naik sedikit sebesar 0,5 persen menjadi Rp 3,85 triliun dari Rp 3,83 triliun. Sedangkan marjin laba usaha turun 40bps menjadi 11,8 persen. Hal ini dikarenakan melemahnya kinerja agribisnis sebagai dampak dari penurunan harga jual rata-rata produk sawit.
"Model bisnis kami yang tangguh telah memberikan pondasi kokoh di tengah perkembangan kondisi makro yang kurang menggembirakan," ujar Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood, lewat siaran pers, Sabtu, (1/2). Ia menambahkan, akan terus menjalankan strategi demi mencapai pertumbuhan dan menghadapi tantangan ke depan.
PT Indofood juga mengumumkan Core Profit yang mencerminkan kinerja operasional turun 8,2 persen menjadi Rp 2,08 triliun dari Rp 2,27 triliun. Marjin laba bersih pun turun menjadi 5,3 persen, sebelumnya 7,4. Menurut Anthoni hal ini disebabkan rugi selisih kurs yang belum terealisasi, akibat melemahnya nilai tukar rupiah.