REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Daoed Joesoef, mengatakan pembangunan nasional seharusnya jangan hanya berorientasi pada ekonomi saja melainkan juga difokuskan kepada pembangunan warga negaranya.
"Kekeliruan yang terjadi adalah pembangunan nasional ditransformasikan menjadi pembangunan ekonomi," kata Daoed dalam seminar budaya yang diselenggarakan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti di Jakarta, Sabtu (1/8).
Kekeliruan tersebut, sambung dia, membuat pembangunan nasional semata-mata pada penalaran ilmu ekonomi yang mengkerdilkan manusia.
"Pembangunan seharusnya bertujuan membuat warga negara bahagia, untuk bisa memiliki nilai tambah dan menjadi lebih berdaya dan bukan sekedar menaikkan pendapatan," jelas dia.
Pelaksanaan pembangunan nasional yang juga mempertimbangkan aspek manusianya, lanjut dia, membuat warga negara merasa diperlakukan sebagai selayaknya manusia.
"Warga negara merasa diakui harkat dan martabatnya sebagai manusia."
Oleh karenanya, dia meminta agar pembangunan nasional tidak semata-mata berorientasi pada pembangunan ekonomi tetapi warga negaranya.
Selain pembangunan nasional, lanjut dia, yang harus diperhatikan adalah pendidikan nasional. Pembangunan pendidikan diperlukan untuk menyiapkan warga negara mampu mewujudkan faktor ketiga dari pembentukan masa depan yakni kemauan dan inteligensi manusianya.
"Pendidikan merupakan bagian integral dari kebudayaan itu sendiri," ujar dia.
Ketua Umum Yayasan Suluh Nuswantara Bakti (YSNB), Pontjo Sutowo, mengatakan kearifan lokal yang diwarisi dari kebudayaan tradisional semakin banyak ditinggalkan masyarakat.
Untuk itu, penting adanya upaya membangun budaya bangsa dan nilai ke-Indonesiaan demi masa depan bangsa yang lebih baik.
YSNB sendiri menyelenggarakan seminar kebudayaan untuk membangun budaya bangsa selama setahun yang dimulai sejak Agustus 2015.