Ahad 02 Aug 2015 16:15 WIB

Pemimpin Kurdi Minta PKK Mundur dari Irak Utara

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Pasukan Kurdi gelar kekuatan.
Foto: Reuters
Pasukan Kurdi gelar kekuatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pemerintah daerah Kurdi Irak, telah meminta Partai Pekerja Kurdi (PKK) menarik diri dari wilayahnya. Permintaan diajukan untuk mencegah kematian warga sipil, di tengah makin gencarnya serangan udara Turki yang menargetkan PKK di wilayah tersebut.

Dilansir Aljazirah Ahad (2/8), dalam pernyataan yang dkeluarkan pada Sabtu (1/8) Presiden Kurdi Massoud Barzani mengatakan PKK harus menarik pasukannya dari wilayah Kurdi. Permintaan ini disampaikan Barzani untuk menjamin warga sipil Kurdistan tak menjadi korban pertempuran dan konflik.

Pernyataan juga mengutuk kampanye udara Turki yang melakukan pengeboman di wilayah warga sipil. Ini disampaikan setelah adanya laporan yang menyatakan rumah penduduk rusak dalam serangan udara di barat laut Irak. Barzani menyerukan kedua pihak, baik Turki maupun PKK, untuk melanjutkan perundingan damai.

"Kami mengutuk pemboman yang menyebabkan kesyahidan warga di wilayah Kurdi, dan kami meminta Turki untuk tak mengulangi pengeboman warga sipil," ungkap pernyataan.

Selama ini pemerintah daerah Kurdi Irak menikmati hubungan yang sangat baik dengan Turki. Kehadiran PKK, dianggap sebagai 'duri' bagi warga Kurdi di sisi Irak. Namun menurut analis Chatham House Turki Fadi Hakura mengatakan, meski permintaan telah diajukan kepada PKK untuk meninggalkan Irak utara tapi PKK tak mungkin melakukannya. PKK menurut Hakura, tak akan meninggalkan wilayah tersebut.

"Mereka terletak di beberapa lingkungan pegunungan yang sangat, sangat tidak ramah. Ini akan menjadi sangat sulit bagi setiap kelompok, tentara atau milisi untuk mengusir mereka dari basisnya," kata Hakura.

Sebelumnya pada Sabtu, aktivis PKK di Irak Sedar Sitar mengatakan serangan Turki menghancurkan sedikitnya enam rumah di kota Zargel. Insiden tersebut menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai 12 lainnya.

Turki meluncurkan penyelidikan terkait laporan adanya kematian warga sipil. Sabtu (1/8) lalu. Kementerian Luar Negeri menegaskan, bagaimanapun serangan dilakukan setelah militer memastikan daerah bebas dari warga sipil. Namun Turki mengatakan, PKK kerap menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia.

Turki telah meluncurkan serangan udara ke kamp-kamp pemberontak Kurdi di Irak utara pekan lalu. Ini merupakan serangan pertama sejak proses perdamaian dengan Kurdi diluncurkan pada 2012.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement