Ahad 02 Aug 2015 17:59 WIB

Ini Calon Ketua Muhammadiyah dari Indonesia Timur

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Bilal Ramadhan
Muktamar Muhammadiyah
Muktamar Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, KH Muhammad Alwi Uddin terpilih sebagai salah satu dari 39 calon tetap Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020.

Selain menjadi satu-satunya calon tetap dari Sulsel, Alwi sekaligus menjadi representasi Indonesia bagian timur pada pemilihan 13 pengurus sekaligus Ketua Umum PP Muhammadiyah. "Untuk pertama kali saya merasa tersanjung atas penetapan ini. Banyak teman yang mengharapkan saya untuk masuk formatur. Sekarang saya tinggal menunggu takdir,” ungkap Alwi, Ahad (2/8).

Alwi menjelaskan. pencalonan sebagai pengurus pusat bukan menjadi inisiatif pribadinya. Dorongan disebut datang dari sejumlah sejawat, yang juga selalu memercayakannya mewakili suara kader dari Indonesia bagian timur pada sejumlah sidang pleno dan tanwir Muhammadiyah beberapa tahun terakhir. Pencalonannya pun dianggap sebagai upaya mewujudkan pemerataan pada struktur Muhammadiyah.

Ia menilai, selama ini Muhammadiyah menjadi organisasi masyarakat yang membantu pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa lewat berbagai amal usahanya. Sayang, meski Muhammadiyah mempunyai cabang hampir di seluruh Indonesia, kepengurusan pusat kerap kali didominasi kalangan daerah tertentu.

"Muhammadiyah adalah perserikatan muslim di Indonesia. Kalau pejabat pemerintahan berasal dari seluruh Indonesia, kenapa Muhammadiyah tidak,” ujar Alwi.

Pada Muktamar Muhammadiyah ke-47, Alwi tidak terlalu berupaya memperjuangkan isu-isu strategis tertentu. Dia menganggap arah materi muktamar telah jelas diatur sesuai dengan tema “Gerakan Pencerahan untuk Indonesia Berkemajuan”.

Namun dia menegaskan bahwa penyumbangan pikiran akan lebih banyak difokuskan pada bidang sosial kemasyarakatan seperti kebiasaan Muhammadiyah selama ini. Adapun pandangan politik Muhammadiyah yang tidak terjun secara terbuka juga dianggap belum akan dievaluasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement