REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Bentrokan pecah di area Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Ahad (2/8). Kericuhan berlangsung dua hari setelah balita Palestina tewas terbakar akibat serangan ekstremis Israel.
Polisi mengatakan, pemuda Palestina dengan menggunakan masker melempar batu ke arah petugas keamanan. Sejumlah demonstran tampak membawa foto bayi Palestina berusia 18 bulan yang tewas pada Jumat pekan lalu.
Media Israel melaporkan, aparat memasang pagar pembantas yang memisahkan demonstran pelempar batu dengan turis di kompleks suci umat Islam itu.
Gelombang protes pecah di penjuru Palestina setelah aksi keji tersebut. Tak hanya dari warga Palestina, sejumlah penduduk Israel juga meminta agar ekstremis Yahudi dihentikan.
Sebelumnya Kelompok garis keras Yahudi membakar sebuah rumah Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat, Kamis (30/5). Aksi pembakaran itu menewaskan balita berusia 18 bulan dan menyebabkan luka serius terhadap tiga anggota keluarga lainnya.
Saksi dan personel militer mengatakan, pelaku memecahkan kaca dan melempar bom ke dalam rumah yang terletak di Desa Duma, dekat Kota Nablus. Insiden berlangsung menjelang Subuh pada saat keluarga masih tidur.
Tulisan grafiti yang berarti “balas dendam” tampak di luar rumah. Grafiti itu ditulis dalam bahasa Yahudi.
Balita tersebut diketahui bernama Ali Saad Dawabsheh. Menurut salah seorang sumber kepada //Aljazirah//, orang tua Dawabsheh dan saudaranya yang masih berusia empat tahun terluka parah. Petugas medis di Rumah Sakit Rafidia Nablus mengatakan, korban mengalami luka bakar hingga 75 persen.