REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bencana kekeringan yang melanda di sejumlah daerah di Tanah Air lebih disebabkan musim kemarau yang diiringi fenomena El Nino.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, El Nino memengaruhi kondensasi dan pergerakan awan yang membawa uap air.
"El Nino menyebabkan awan menjauh ke utara. El Nino menyebabkan Indonesia menjadi lebih kering," ujar Thomas Djamaluddin, Senin (3/8), dalam pesan singkatnya kepada Republika.
Thomas melanjutkan, fenomena El Nino juga menyebabkan pembentukan awan di langit Indonesia berkurang. Akibatnya, musim kemarau terasa lebih panjang.
Sejatinya, Thomas mengatakan, awal musim hujan di Indonesia dimulai dari wilayah Sumatera dan berlanjut ke Jawa hingga Nusa Tenggara. Namun, perhitungan ini bergeser sehingga musim hujan diprediksi datang terlambat.
"Bila rata-rata awal musim hujan Oktober, dengan El Nino bisa bergeser ke November," tutur dia.