REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu keputusan rapat Komite Eksekutif PSSI adalah Indonesia tidak bisa mengirim tim ke ASEAN Super League (ASL) 2016. Indonesia bisa mengikuti ASL pada tahun berikutnya, tapi itu juga dengan catatan Indonesia sudah terbebas dari hukuman yang diberikan oleh FIFA.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh wakil ketua umum PSSI, Hinca Panjaitan, sesaat setelah rapat eksekutif PSSI di kantor pusat PSSI, Jakarta.
Rencananya ASL akan dimulai pada Agustus tahun depan. Selain itu kompetisi gagasan AFF ini sudah mendapat lampu hijau dari FIFA. Namun sanksi FIFA kepada Indonesia sendiri membuat PSSI tidak bisa berbuat banyak.
"Ada gagasan negara-negara ASEAN di bawah AFF mengadakan ASL 2016. Posisi Indonesia tidak dapat berpartisipasi karena dalam posisi disanksi FIFA," jelas Hinca Panjaitan, Senin (3/8).
Selain itu dalam rapat Komite Eksekutif PSSI itu, juga membahas keberlangsungan kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama (DU). ISL akan digulir pada pekan ketiga bulan Oktober mendatang. Kemudian peserta ISL sendiri menurut mantan ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI itu, tetap sama tidak ada perubahan. Yaitu 18 klub dengan Persebaya Surabaya dan juga Arema Cronus.
Sedangkan untuk jadwal DU sendiri akan memulai kompetisi pada pekan kedua November 2015. Kemudian untuk peserta sendiri, sama seperti ISL tidak ada perubahan klub dan jumlah peserta. Selanjutnya, Turnamen Piala Indonesia Satu yang dipromotori oleh Mahaka Sport and Entertainment dijadikan sebagai laga pramusim ISL.