Senin 03 Aug 2015 23:01 WIB

Pemimpin Muhammadiyah Harus Miliki Sifat Kenabian

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
 Tarian pengisi acara memeriahkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).
Foto: Republika/Prayogi
Tarian pengisi acara memeriahkan acara pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Lapangan Karebosi, Makasar, Sulsel, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah tengah menggelar Muktamar ke-47 di Makassar. Lewat perhelatan Muktamar ini, salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini akan memilih Ketua Umum ke-15.

Ketua Prodi Magister Pendidikan Islam Univ Ibn Khaldun, Adian Husaini mengatakan, sosok ketua umum Muhammadiyah harus sesuai dengan hadis Nabi yaitu ulama adalah pewaris Nabi. Dahulu, umat Islam dalam hadis dipimpin oleh Rasul, setelah Nabi wafat, umat Islam dipimpin oleh ulama.

“Pemimpin apapun itu seharusnya mendekati sifat-sifat kenabian,” ujar Adian kepada Republika, Senin (3/8).

Pertama, terangnya, pemimpin Muhammadiyah harus memahami misi kenabian, Alquran dan sunah, serta memiliki khazanah pemikiran Islam yang baik. Yang paling penting adalah tidak cinta dunia. Sebagai pemimpin, dia harus senantiasa berkonsentrasi dan memusatkan perhatian untuk umatnya.