Selasa 04 Aug 2015 12:30 WIB

Kekeringan Buat Petani Panen Dini

Rep: Lilis Handayani/ Red: Esthi Maharani
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kekeringan akibat musim kemarau panjang memaksa para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu melakukan panen dini. Kondisi itupun membuat  produktivitas padi pada musim kemarau menurun.

''Dari daerah yang sudah panen, produksi gabahnya ada yang menurun hingga dibawah 50 persen,'' ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Selasa (4/8).

Dalam kondisi normal, terang Sutatang, panen menghasilkan tujuh sampai delapan ton gabah kering panen (GKP) per hektare. Namun saat ini, petani hanya bisa menghasilkan dua sampai tiga ton GKP.

''Hal itu terutama dialami petani yang lahannya jauh dari saluran irigasi,'' terang Sutatang.

Sutatang menjelaskan, menurunnya hasil produksi panen itu dikarenakan petani memilih panen dini akibat sulit mendapatkan pasokan air. Dalam kondisi normal, panen baru dilakukan setelah tanaman padi berumur 100 hari. Namun, petani terpaksa memanen tanaman padinya yang baru berumur 90 hari.

Menurut Sutatang, panen dini itu akhirnya menyebabkan ukuran gabah  menjadi kecil. Selain itu, minimnya air juga membuat pertumbuhan tanaman padi menjadi tidak maksimal.

Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid, membenarkan adanya penurunan tingkat provitas pada lahan yang sudah panen di musim kemarau ini.

Takmid menyebutkan, tingkat provitas padi saat ini baru tercapai 59 kuintal per hektare. Angka itu lebih rendah dibandingkan target provitas yang mencapai 73,10 kuintal per hektare.

Takmid menyebutkan, per 31 Juli 2015, lahan yang mengalami puso mencapai 4.278 hektare. Selain puso, adapula lahan yang mengalami kekeringan berat seluas 2.247 hektare, kekeringan sedang 5.675 hektare, kekeringan ringan 5.955 hektare dan terancam kekeringan 15.273 hektare.

Selain di Kabupaten Indramayu, kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Cirebon. Sekretaris Dinas Pertanian Peternakan Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Muhidin, menyatakan, tanaman padi seluas 8.000 hektare yang puso akibat kekeringan bisa  mempengaruhi produksi gabah di Kabupaten Cirebon.

Apalagi, saat ini luas tanam padi di Kabupaten Cirebon pada musim tanam gadu hanya 23 ribu hektare, atau menurun dibandingkan musim tanam rendeng yang mencapai 46 ribu hektare.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement