REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada Senin (3/8) mengutuk pembunuhan mantan kepala dinas intelijen Burundi. Dia menyatakan keprihatinannya dengan terus memburuknya situasi keamanan setelah pemilihan umum di negeri itu.
Mantan kepala dinas intelijen Burundi Letjen Adolphe Nshimirimana dibunuh dalam satu penyergapan di Permukiman Kamenge di Ibu Kota Burundi, Bujumbura, Ahad (2/8). Beberapa saksi mata mengatakan beberapa orang yang berseragam militer membom mobilnya dengan menggunakan mortir pada pukul 09.00 waktu setempat (14.00 WIB).
Pada Ahad malam, Presiden Burundi Pierre Nkurunziza mengatakan di dalam satu pesan ia menyeru pasukan keamanan agar melakukan semua yang dapat mereka lakukan dan menyeret ke pengadilan para pembunuh Nshimirimana dalam waktu satu pekan.
Ban menyambut baik pesan Presiden Nkurunziza kepada rakyat Burundi agar tetap tenang dan kepada pihak terkait agar segera menyelidiki pembunuhan itu untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan.
"Sekretaris Jenderal kembali menyampaikan seruannya kepada semua rakyat Burundi agar terus melanjutkan dialog banyak pihak tanpa penundaan dan secara damai menyelesaikan perbedaan mereka dengan difasilitasi oleh Presiden Museveni sebagaimana dimandatkan oleh Masyarakat Afrika Timur (EAC)," kata pernyataan tersebut.
Pada 6 Juli, para pemimpin EAC mengangkat Presiden Uganda Yoweri Museveni untuk memimpin dan memfasilitasi dialog tingkat tinggi dalam upaya menemukan penyelesaian kemelut politik saat ini di Burundi.
Pihak oposisi Burundi menuduh Presiden Pierre Nkurunziza melanggar undang-undang dasar negeri itu dengan mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga. Sedangkan undang-undang membatasi hanya dua masa jabatan. Bentrokan telah memicu gelombang kerusuhan politik di negeri tersebut.
Pembunuhan terhadap Nshimirimana terjadi hanya satu pekan setelah Presiden Nkurunziza dinyatakan sebagai pemenang langsung dalam pemilihan umum yang penuh perdebatan. Dengan kemenangan itu, ia memangku jabatan tersebut untuk ketiga kali secara berturut-turut kendati ada keberatan dari pihak oposisi serta kecaman dunia internasional.
Nshimirimana bekerja di Kantor Presiden Burundi Nkurunziza dan bertugas melakukan banyak misi. Adolphe Nshimirimana dipandang banyak kalangan sebagai pemimpin keamanan dalam negeri di negara Afrika Tengah itu.
Dia bahkan dianggap sebagai orang kuat nomor dua dalam rezim Burundi. Ia diketahui telah memainkan peran penting dalam menetralkan protes terhadap upaya masa jabatan ketiga oleh Nkurunziza mulai akhir April sampai Juni.