REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yunahar Ilyas meminta Muhammadiyah lebih baik tetap pada sikap netral dalam berpolitik. Yunahar tidak sepakat dengan dua dari tiga opsi berpolitik yang dilontarkan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
"Yang terbaik saya pikir (opsi) netral politik. Istilahnya bisa menjaga jarak atau menjaga kedekatan," kata Yunahar di Makassar, Sulawesi Selatan Selasa (4/8). Yunahar menilai opsi mendirikan partai baru tidak mudah. Biaya besar, kata Yunahar, merupakan halangan nyata. "Pilihan ini perlu dikesampingkan," katanya.
Kemudian, Yunahar mengakui opsi memilih satu partai sebagai partai utama bagus. Dengan itu, Muhammadiyah bisa melakukan pengarahan dan bargaining secara langsung. Masalahnya, kata Yunahar, Muhammadiyah tidak bisa memulainya dari nol.
Ia menjelaskan, warga dan tokoh Muhammadiyah terbagi dalam berbagai partai. "Jika Muhammadiyah menentukan pilihan pada suatu partai maka akan timbul friksi. Itu bisa merusak persatuan," kata Yunahar.
Yunahar menyatakan, dari sikap politik saat ini perlu ada tambahan yaitu dengan mendorong politik netral aktif. Muhammadiyah, kata Yunahar, memberikan keleluasan kepada kadernya untuk berpolitik. Oleh karena itu, Muhammadiyah juga perlu menyiapkan kadernya sebelum masuk area itu.
"Kita harus melatih dan membekalinya (kader berpolitik). Kalau perlu menyiapkan dukungan dana juga," ujarnya.