REPUBLIKA.CO.ID, TOULOUSE -- Para peneliti dari Agensi Keselamatan Penerbangan (BEA) Prancis rencananya bakal melakukan pemeriksaan terhadap puing yang diduga milik pesawat Boeing 777 dengan nomor registrasi MH370, yang hilang pada Maret 2014 silam.
Selain dihadiri para peneliti dari Prancis, pemeriksaan terhadap puing itu juga akan dilakukan tim dari Malaysia, selaku negara asal dari pesawat tersebut. Berdasarkan lansiran AFP, Selasa (5/8), puing yang diduga salah satu bagian sayap pesawat Boeing MH370 itu telah berada di salah satu hanggar milik BEA, di pinggiran Kota Toulouse. Rencananya, puing tersebut akan mulai diperiksa pada Rabu (6/8) sore waktu setempat.
''Kotak berisi potongan puing itu akan dibuka pada Rabu sore (waktu setempat). Dalam pemeriksaan itu akan dihadiri peneliti dari Prancis, Malaysia, perwakilan dari Boeing dan perwakilan dari pemerintah Cina, selaku negara asal korban terbanyak,'' kata salah satu peneliti asal Prancis seperti dikutip AFP, Selasa (5/8).
Publik, termasuk keluarga korban, pun terus menunggu hasil pemeriksaan terhadap potongan puing yang ditemukan di lepas pantai Pulau La Reunion, selatan Pulau Madagaskar, Samudera Hindia, tersebut. Maklum, hilangnya pesawat Boeing MH370 saat melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing itu menjadi salah satu misteri terbesar dalam penerbangan modern. Dalam pesawat tersebut mengangkut 239 penumpang.
Mantan Kepala BEA, Jean-Paul Troadec, menilai, pemeriksaan terhadap puing tersebut akan berfokus pada dua hal, yaitu pembuktian mengenai apakah puing tersebut benar-benar merupakan potongan dari pesawat Boeing 777 MH370.
Jika memang benar potongan tersebut merupakan berasal dari pesawat MH370, maka berdasarkan potongan tersebut, peneliti harus bisa menyelidiki moment-moment terakhir yang dialami pesawat tersebut. Bahkan, bukan tidak mungkin, kepastian puing tersebut berasal dari pesawat MH370 bisa didapatkan dari jenis cat yang menempel di puing tersebut.
''Setiap maskapai penerbangan memiliki cat tersendiri yang digunakan di tiap pesawat mereka. Jika cat yang ada di puing tersebut identik dengan cat yang digunakan Malaysia Airlines, maka hampir bisa dapat dipastikan (puing tersebut berasal dari pesawat MH370),'' ujar Troadec seperti dikutip AFP.