REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah anggota beserta pimpinan Sekretariat Nasional menemui pimpinan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Ketua Umum Seknas Jokowi Muhammad Yamin mengatakan, dalam pertemuan tersebut disampaikan perlunya mengevaluasi para menteri dalam Kabinet Kerja, khususnya menteri di bidang perekonomian.
"Ada beberapa hal yang harus dievaluasi secara serius. Salah satunya adalah yang perlu dievaluasi adalah kabinetnya karena sampai sekarang kalau kita baca smua pendapat masyarakat dan hasil survei bahwa trust nya hanya Pak Jokowi, sama kabinetnya berkurang," kata Yamin di kantor Wantimpres, Jakarta, Rabu (5/8).
DIa menegaskan Seknas Jokowi mendukung adanya reshuffle atau perombakan para menteri di bidang perekonomian. Yamin beralasan, kinerja para menteri di bidang ekonomi kurang baik dan tak sesuai nawacita Jokowi.
Lebih lanjut, ia menilai perlunya disoroti kinerja para menteri ekonomi dalam mengeluarkan kebijakan serta program. Karena itu, ia pun meminta agar Presiden Jokowi segera mengambil sikap. "Dalam portofolio ekonomi kita liat programnya, orangnya, dan kebijakannya perlu diperbaiki semua. Kita setuju kalau ada reshuffle, gitu aja. Menkonya (Sofyan Djalil), menteri BUMN (Rini Soemarno)," kata dia.
Seknas menyoroti, kondisi ekonomi saat ini tidak berjalan dengan baik, seperti proses dwelling time yang justru bermasalah. Seknas pun mengajukan nama mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, sebagai penggantinya. "Kan sudah ada dua nama yang beredar. Kita dukung yang ekonomi prorakyat bukan yang ekonomi liberal neolib," tambahnya.
Menurut Yamin, sejumlah anggota Wantimpres pun merespon baik usulan Seknas Jokowi. Ia mengatakan Wantimpres memiliki pemikiran yang hampir sama dengan Seknas terkait perombakan para menteri bidang ekonomi. "Responnya positif. Saya kira Wantimpres juga bagian yang inginkan reshuffle," kata Yamin.
Dalam pertemuan itu, sejumlah anggota Seknas Jokowi bertemu dengan Ketua Wantimpres Sri Adiningsih dan anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto.
Ikuti Whatsapp Channel Republika