REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini (5/8), rupiah kembali merosot. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah rupiah terhadap dolar AS di level 13.517 per dolar AS.
Sehari sebelumnya, Selasa (4/8), kurs tengah rupiah masih berada di titik 13.495 per dolar AS. Hari ini rupiah kembali melemah 0,16 persen.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eni Sri Hartati, mengakui hal ini memang banyak dipengaruhi pengaruh eksternal. Mendekati September kekhawatiran adanya perbaikan ekonomi Amerika semakin terasa.
Meski begitu, menurut Eni andil yang paling utama datang dari faktor defisitnya neraca pembayaran. Adapun ia juga menyebut masih tingginya transaksi dolar dalam negeri.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan selama ini belum ada sinkroniasi kebijakan fiskal. Rupiah terus melemah pun juga karena tergerus dengan pesimisme pelaku pasar.
"Pelaku usaha bingung arah kebijakan ekonomi pemerintah, ini yang membuat mereka pesimis," papar Eni.
Ia pun menyatakan tegas jika ke depan tak ada perubahan dalam penentuan kebijakan ekonomi, Rupiah bahkan bisa sampai melemah di angka Rp 14 ribu per dolar AS.
"Indonesia jangan lagi hanya mengandalkan BI Rate dan operasi pasar," katanya.