Rabu 05 Aug 2015 18:47 WIB
Muktamar Muhammadiyah

Saudagar Muhammadiyah Keluarkan Enam Rekomendasi Ekonomi

Ribuan orang mengikuti karnaval guna menyambut penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/8).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Ribuan orang mengikuti karnaval guna menyambut penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Gebrakan baru mewarnai muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar Sulawesi Selatan. Di acara Forum Silaturahim Saudagar Muhammadiyah (FSSM) membuahkan rekomendasi terhadap arah gerak dari organisasi Muhammadiyah.

Diantaranya adalah, pertama, mendesak dibentuknya organisasi  saudagar Muhammadiyah sebagai badan otonom  dibawah bendera Muhammadiyah. Kedua, merekomendasikan kepada  Ir Muhammad Najih sebagai Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah periode 2015 - 2020.

Ketiga, mengimplementasikan blue print gerakan ekonomi Muhammadiyah sebagai kebangkitan ekonomi Muhammadiyah. Keempat, mendukung pengembangan gerakan enterpreneurship dilingkungan Muhammadiyah.

Kelima, membuat kekuatan ekonomi berbasis komunitas dalam jejaring. Keenam, pembenahan manajemen Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan mendorong warga Muhammadiyah dalam mengembangkan sektor riil.

Bambang Wijonarko sebagai saudagar Muhammadiyah dikesempatan itu mengatakan rekomendasi FSSM itu merupakan bentuk sikap konkrit yang ingin mengimplementasikan gerakan ekonomi di Muhammadiyah. Ia memandang, bahwa ditengah percaturan globalisasi dan persaingan masyarakat ekonomi Asean (MEA) saat ini, Muhammadiyah sebagai garda terdepan dalam pengembangan ekonomi bangsa.

Dengan adanya saudagar Muhammadiyah, Bambang menegaskan,  Muhammadiyah ingin memberikan kontribusi terhadap bangsa dalam pengembangan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

"Dengan adanya rekomendasi ini Muhammadiyah bukan saja sebagai kekuatan pendidikan, kesehatan dan sosial saja. Tapi Muhammadiyah sebagai sebuah kekuatan ekonomi bangsa yang terintegratif ,"ucap Bambang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement