REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Evan Christopher Situmorang (12 tahun) murid SMP Flora yang diduga meninggal akibat Masa Orientasi Siswa (MOS), ternyata meninggal akibat penyakit jantung dan asam urat. Pernyataan itu disampaikan Kapolres Bekasi, Daniel Bolly Tifaona, Rabu (5/8).
"Meninggalnya saudara Evan tidak ada kaitannya dengan MOS. Penyakit yang diderita sementara ini berdasarkan dokter yang memeriksa, Evan meninggal karena penyakit jantung," katanya menjelaskan di Polresta Bekasi Kota.
Daniel menuturkan, berdasarkan keterangan 18 saksi yang dihadirkan dan barang bukti berupa obat penghilang rasa sakit, obat antibiotik, balsem, kaca, dan formulir MOS, Evan terbukti meninggal karena sakit jantung.
Empat saksi yaitu tetangganya memberikan keterangan bahwa Evan sudah meninggal pukul 15.00 WIB di rumahnya. "Ini diperkuat dengan keterangan saksi yang sempat menempelkan telinganya ke dada korban, sudah tidak mendengar suara jantung. Lalu mengambil kaca dan menempelkannya ke hidung dan mulut tapi sudah tidak ada nafas, lalu badannya almarhum sudah biru pucat, kaki dan tangannya. Ini sebelum ke rumah sakit," jelasnya.
Selain itu, sudah dilakukan tindakan terhadap Evan yaitu menekan dada oleh ibunya, lalu tetangga juga sudah memeriksa urat nadi di leher dan tangan. Dan Evan saat itu sudah meninggal. Namun, karena ibu Evan terus menjerit histeris, salah satu tetangga menyarankan untuk tetap membawa ke rumah sakit.
Setelah itu Evan dibawa ke rumah sakit dan disana setelah diperiksa dengan EKG nadi dan jantung dinyatakan Evan meninggal karena sakit jantung. "Waktu diperiksa oleh Puskesmas usai MOS, asam uratnya tinggi 6,7. Dan ini diperkuat oleh ayahnya kalau Evan punya asam urat juga. Jadi kesimpulannya Evan meninggal karena penyakit, bukan MOS," ucap dia.