REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- KH Makhtum Hannan dilahirkan di Cirebon, 13 Juni 1938 dan termasuk dalam garis keturunan Sunan Giri bin Maulana Ishak.
KH Makhtum belajar ilmu agama pada ayahnya, KH Abdul Hannan, pamannya, KH Masduki Ali dan juga kakanya KH Amrin Hannan. Selain itu, ia pernah belajar di Pondok Pesantren Kaliwungu pada Kiai Abu Khaer Pasarean, Kiai Subki, dan Ustadz Fadhil. Juga mesantrrn di Pondok Pesantren Lasem di bawah asuhan Syeikh Masduki dan Syeikh Mansur bin Khalil.
Sepulang dari berguru, KH Makhtum Hannan meneruskan pondok pesantren ayahnya di Babakan Ciwaringin – Cirebon. Tahun 1960 bersama kiai-kiai lain mendirikan Madrasah al-Hikamus Salafiyyah (MHS) tingkat, Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah, Aliyyah, dan Ma'had Ali.
Website nu.or.id melansir, tahun 1963 KH Makhtum Hannan bersama pengasuh Pesantren Babakan Ciwaringin lainnya mendirikan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model.
KH Makhtum mendirikan Jamiyyah Hadiyu dan Istighatsah. Cabang-cabangnya tersebar di seluruh wilayah Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu. Bahkan jaringannya sudah tersebar di Jawa maupun Luar Jawa.
Di samping mengajar santri putra-putri, setiap hari selama 12 jam KH Makhtum Hannan sibuk melayani tamu dari semua lapisan masyarakat.
Melalui pendekatan hikmah, KH Makhtum banyak memberikan pendampingan kepada pengusaha, pedagang, petani dan nelayan. Banyak dari mereka yang sukses dan berhasil.