REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2015 sebesar 4,67 persen. Menanggapi hal itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengaku 'deg-degan'.
Meski begitu, ia tetap memahami kondisi itu karena daya beli masyarakat baru mulai tumbuh pada awal Juli, tepatnya dua minggu sebelum lebaran. "Memang kan di kuartal dua berarti ditutup di Juni, awal puasa masih rada sepi. Jadi mestinya bisa dipahami," jelasnya kepada Republika, Rabu, (5/8).
Ia menambahkan, saat itu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga belum turun sehingga pertumbuhan ekonomi pun belum signifikan. Dirinya menegaskan, kini belanja pemerintah memang sangat diharapkan untuk membantu perekonomian.
"Apalagi ekspor kita juga nggak tinggi, tapi dampaknya ke industri baru bisa kita lihat di kuartal tiga," jelas Hariyadi. Ia berharap, pertumbuhan di kuartal tiga bisa lebih baik.