REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Umat Untuk Tolikara (Komat) berikan bukti-bukti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Tolikara pada Komnas HAM. Mereka berencana akan melanjutkan tuntutan tersebut pada lembaga-lembaga pemerintahan lainnya.
"Kita akan ke berbagai lembaga lainnya, kenapa acara sebesar itu, dengan taraf intermasional tanpa izin bisa terjadi," ujar juru bicara Komat Adnin Armas, seusai penyerah bukti di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (6/8).
Ia menjelaskan, bahwa acara yang diadakan oleh Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) Tolikara merupakan acara yang tidak kecil. Lingkupannya sudah taraf internasional karena mengundang pemuka agama dari luar negeri.
"Ini kan menbawa dampak, kita berdemonstrasi saja harus membawa izin.berkumpul dengan jumlah yang besar dengan membawa pembicara dari luar negeri itu izin tidak ada,itu sangat riskan bagi integritas kita," ujar Adnin.
Menurutnya, peristiwa tersebut tidak dapat dibiarkan begitu saka. Jika di Tolikara saja dapat mengadakan acara besar yang mengundang begitu banyak massa tanpa ada izin. Dimungkinkan ini akan berefek pada daerah lain yang akan meniru hal sama.
Terlepas dari hal tersebut, jubir Komat juga mengatakan bahwa GIDI Tolikara menunjukan sikap memberontak dengan menyerang kawasan Koramil. Ia mengibaratkan bahwa di Jakarta saja jika masyarakat akan melewati kawasan Koramil harus berhati-hati, di Tolikara justru terjadi penyerangan. Akan hal itu, Adnan mengatakan bahwa KOMAT juga akan bekonsultasi dengan panglima TNI.