REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gagal panen (puso) dan gagal tanam yang melanda areal pertanian akibat kekeringan di Kabupaten Indramayu membuat buruh tani kehilangan mata pencahariannya. Mereka pun terpaksa beralih profesi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Salah seorang buruh tani di Kecamatan Kandanghaur, Raswita mengatakan, terpaksa beralih profesi menjadi tukang bangunan. Pasalnya, sawah milik majikannya hingga kini belum digarap akibat kekeringan. ''Kebetulan diajak saudara untuk jadi tukang bangunan. Ya kerja apa saja yang penting dapur tetap ngepul,'' tutur Raswita.
Hal senada diungkapkan seorang buruh tani di Kecamatan Jatibarang, Dade. Dia mengaku terpaksa kerja serabutan setelah sawah di daerahnya banyak yang gagal panen.
Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang membenarkan para buruh tani yang kini beralih profesi akibat lahan pertanian mengalami kekeringan. Mereka beralih profesi agar dapat tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari. ''Banyak yang menjadi tukang bangunan, tukang becak,'' kata Sutatang.
Terpisah, Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid menyebutkan, per 31 Juli 2015, lahan yang mengalami puso mencapai 4.278 hektare. Selain puso, ada juga lahan yang mengalami kekeringan berat seluas 2.247 hektare, kekeringan sedang 5.675 hektare, kekeringan ringan 5.955 hektare dan terancam kekeringan 15.273 hektare.