REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2010-2015 KH Malik Madaniy secara tegas memastikan jika kabar muktamar tandingan tidak ada dan tidak akan dilakukan.
Hal itu ditegaskan Malik, setelah mendatangi nahdliyin yang tak puas dengan hasil Muktamar NU ke-33 di Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
"Saya jamin tidak ada PBNU atau muktamar tandingan," kata dia, Kamis (6/8).
Dalam pertemuan tersebut, Malik mengaku berhasil meredam keinginan dari para nahdiyin, yang dirasa cukup emosional melihat pelaksanaan muktamar kemarin, dan telah siap untuk mendeklarasikan PBNU dan muktamar tandingan.
Meski begitu, Malik sendiri menuturkan kalau dirinya tidak puas akan pelaksanaan muktamar. Bahkan, ia menganggapnya sebagai muktamar yang paling buruk dalam sejarah PBNU. Lantaran tidak menyejukkan para nahdliyin, tapi malah dipenuhi dengan kegaduhan di sepanjang pelaksanaannya.
Ia menyebut kalau para nahdliyin kemungkinan besar sudah mengetahui pihak mana saja yang memiliki kepentingan di muktamar tersebut.
“Sejumlah aspek dalam pelaksanaan muktamar kemarin membuatnya sejumlah nahdliyin tidak puas,” katanya.
Aspek-aspek tersebut di antaranya proses pendaftaran sampai dengan persidangan. Bahkan, ia menganggap dalam pelaksanaan muktamar kemarin, terlalu banyak skorsing yang membuat sidang terpaksa tertunda berkali-kali.