REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Muhammadiyah mempunyai berbagai amal usaha. Selain dijadikan untuk membesarkan organisasi, amal usaha juga dijadikan sebagai jalan dakwah yang sangat cocok bagi Muhammadiyah.
Meski demikian, tidak semua amal usaha yang dimiliki Muhammadiyah dipegang oleh orang Islam. Terdapat sebagian kecil yang memperkerjakan masyarakat non-muslim.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Mayarakat Muhammadiyah, Ahmad Ma'ruf menuturkan, amal usaha Muhammadiyah memang berbasiskan Islam. Namun, bukan berarti Muhammadiyah harus mempekerjakan semua pekerjanya dari orang Islam.
"Amal usaha yang dimiliki oleh Muhammadiyah harus berlandaskan tugas layanan. Begitu pula dengan memberikan layanan terbaik untuk masyarakat, sehingga tidak semua harus dari pekerja beragama Islam," ujar Ma'ruf, Kamis (6/8).
Dia menjelaskan, amal usaha tertentu, seperti di Kupang terdapat sekolah Muhammadiyah yang tidak semua pekerja dan muridnya diisi oleh orang muslim. Pasalnya, di Kupang masih sedikit orang Islam. Untuk itu demi menjalankan roda amal usaha, maka siapapun boleh mengisi setiap bagian amal usaha asalakan mereka bekerja dengan baik.
Begitu pun untuk menjadi petinggi dalam amal usaha, mereka yang non-muslim bisa berada sebagai petinggi amal usaha Muhammadiyah. Terlebih amal usaha Muhammadiyah banyak terdapat di daerah yang minim orang muslim.