Kamis 06 Aug 2015 22:09 WIB

CIIA: Rakyat akan Mendoakan Pemimpin yang Mengingatnya

Rep: C94/ Red: Ilham
Meme Presiden Jokowi soal tempat kelahiran Bung Karno.
Foto: Twitter
Meme Presiden Jokowi soal tempat kelahiran Bung Karno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya turut mengomentari rencana pemerintah mengajukan RUU KUHP dalam program legislasi tahun 2015. Dimana salah satu pasalnya membahas soal pasal penghinaan presiden yang melahirkan perdebatan pro dan kontra.

Abu mengatakan, dalam kehidupan sosial politik seorang pemimpin dicintai atau dibenci oleh rakyatnya adalah suatu yang lumrah. Dengan begitu, seorang pemimpin tidak bisa memaksa setiap individu agar mencintainya. Demikian pula sebaliknya, pemimpin tidak bisa mencegah rakyat agar tidak membencinya.

"Sejatinya sebaik-baik pemimpin adalah yang dicintai rakyatnya dan rakyat mendoakan kebaikan bagi dirinya bahkan rakyat berdiri rapi di belakangnya untuk mendukung, membela dan menolong pemimpin jika dibutuhkannya," katanya seperti pesan WhatsApp yang diterima ROL, Kamis (6/8).

Begitu juga seorang pemimpin yang baik adalah ia mencintai rakyatnya seperti halnya mencintai dirinya sendiri. Ia akan mengurus, mengayomi, dan memelihara urusan rakyatnya semaksimal pikiran, tenaga, waktu, dan jiwa yang dimilikinya.

Dalam tiap lantunan doa dia sebut rakyatnya agar memperoleh anugrah kebaikan hidup dunia akhirat. Dia akan sedih jika rakyatnya dalam kesedihan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement