REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Bekasi kini memiliki populasi penduduk sekitar 2,5 juta jiwa, atau terbesar keempat di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Banyak pengembang properti menggarap kawasan hunian dan komersial di kota penyangga ibu kota Jakarta ini.
Seperti pengembangan Kota Harapan Indah dan Summarecon Bekasi di sebelah utara ruas jalan tol Cikampek yang menjadi urat nadi transportasi antara Kota Bekasi dan Jakarta. Di sisi selatan terdapat perumahan Kemang Pratama serta sejumlah pengembangan baru yang menjamur di sepanjang koridor jalan raya Narogong.
Salah satu pengembangan kawasan hunian terpadu di jalan raya Narogong adalah Vida Bekasi, yang dikembangkan oleh Gunas Land. Jalan raya Narogong ini diyakini banyak pihak menyimpan potensi untuk berkembang menjadi kawasan terkemuka, seperti dulu jalan raya Serpong di Tangerang Selatan.
"Kondisi Serpong 12 tahun lalu mirip Narogong sekarang yang dipadati aneka industri," kata Edward Kusma, direktur Vida Bekasi, Rabu (5/8).
Saat ini status Jalan Raya Narogong sudah ditingkatkan menjadi arteri primer. Dengan menjadi arteri primer, ke depannya ROW Jalan Narogong akan menjadi 30 meter yang terdiri dari empat jalur jalan raya.
Sejak 2013, Vida Bekasi dengan masterplan pengembangan seluas 40 hektar telah melaksanakan beberapa tahapan pembangunan, di antaranya infrastruktur gerbang dan jalan, penataan danau buatan dan pembangunan kluster hunian pertama, Premier Savanna, yang dibangun bekerja sama dengan PT Premier Qualitas Indonesia. Premier Savanna sudah terbangun 60 persen dan kini sedang dipasarkan sisanya. Harganya mulai dari Rp 600 juta sampai Rp 1,3 miliar per unit.
Pengelola Vida Bekasi mendorong perubahan sikap dan kebiasaan warga terhadap sampah melalui kerja sama dengan Waste4Change. Melalui kerja sama itu, warga dididik dan dilatih memilah sampah untuk kemudian dikelola secara lebih bertanggung jawab. Inisitatif lainnya adalah digarapnya Farm4Life, kebun organik yang pupuknya diperoleh dari hasil pengomposan sampah warga.
"Sampah bukanlah sesuatu yang harus dibuang jauh-jauh, tetapi harus dikelola secara bertanggung jawab sesuai nilai guna sampah itu, " ujar Mohamad Bijaksana Junerosano dari Waste4Change.