Jumat 07 Aug 2015 16:55 WIB

Apa Untungnya Lindungi Spesies Terancam Punah?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Djibril Muhammad
Satwa langka dan terancam punah beruang madu (Helarctos malayanus) bermain dengan penjaga di Taman Rusa Desa Lamtanjong, Kec. Suka Makmur Kab. Aceh Besar, Jumat (8/3)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Satwa langka dan terancam punah beruang madu (Helarctos malayanus) bermain dengan penjaga di Taman Rusa Desa Lamtanjong, Kec. Suka Makmur Kab. Aceh Besar, Jumat (8/3)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Cerita dari berbagai negara seluruh dunia tentang satwa liar terancam punah sangat menyedihkan. Kita lihat ada panda, harimau sumatra, gorila gunung, terumbu karang, dan masih banyak lagi lainnya. Menyelamatkan mereka dari kepunahan membutuhkan miliaran dolar AS, jadi apa untungnya kita melakukannya?

Sebuah studi 2012 memperkirakan dunia membutuhkan 76 miliar dolar AS per tahun untuk melestarikan satwa liar di darat yang terancam punah. Menyelamatkan spesies laut mungkin membutuhkan biaya lebih besar lagi.

Pertanyaannya kemudian, mengapa kita harus menghabiskan banyak uang untuk melestarikan satwa liar ketika kita bisa menggunakan uang tersebut untuk mencegah orang-orang meninggal karena kelaparan atau penyakit?

Spesies mengalami kepunahan sepanjang waktu, contoh sederhana adalah dinosaurus. Jika kepunahan adalah proses alami yang pasti terjadi bahkan tanpa adanya manusia, mengapa saat ini kita justru mencegahnya?

Dilansir dari BBC, Jumat (7/8), salah satu jawabannya karena kepunahan spesies saat ini akan punah dalam waktu yang jauh lebih cepat dari dulu. Dikhawatirkan spesies-spesies tersebut sudah punah duluan di saat generasi yang akan datang masih membutuhkan mereka.

Laju kepunahan spesies meningkat 100 kali lipat selama satu abad terakhir. Tapi, di luar itu, ada alasan sederhana untuk menyelamatkan spesies, khususnya satwa liar, yaitu karena manusia membutuhkan mereka, karena manusia mencintai mereka.

Satwa liar itu banyak lucu, luar biasa, atau sekadar menarik. Alam yang indah akan bernilai estetika jika dihuni berbagai makhluk ciptaan Allah. Jika manusia memiliki nilai estetika, mereka akan melestarikan satwa liar dengan cara yang sama ketika mereka melestarikan lukisan Monalisa atau Angkor Wat.

Manusia adalah bagian dari ekosistem juga. Manusia tidak akan bisa melestarikan alam tanpa terlebih dahulu mencari tahu bagaimana alam itu memberi manfaat bagi manusia. Skema konservasi itu perlu dukungan rakyat.

Manusia dan ekosistem alam adalah satu kesatuan tak terpisahkan. Jangan sampai hanya tersisa satu spesies terakhir, baru kegiatan pelestarian itu kita lakukan. Manusia semestinya memastikan kelestarian ekosistem yang kaya akan jenis dan kaya akan keberagaman hayati.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement