Sabtu 08 Aug 2015 06:25 WIB

Warga Texas Tolak Pembangunan Makam Muslim

Pemakaman Muslim di Texas
Foto: the Associated Press
Pemakaman Muslim di Texas

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS –- Rencana penambahan makam untuk kaum Muslim di Texas Utara menjadi perdebatan warga setempat. Mereka menganggap pembangunan makam tersebut bakal memicu gerakan radikal dan aksi terorisme.

Bakal lahan pemakaman seluas 34 acre atau sekitar 4.047 meter telah dibeli oleh Islamic Association of Collin County. Mereka memilih lahan tidur di sekitar Farmersville tersebut karena tiga area makam Muslim di Dallas-Fort Worth telah penuh.

Reuters melansir, pemerintah kota setempat telah mengumpulkan sekitar 3.400 warganya untuk menyosialisasikan rencana penambahan makam Muslim. Namun, sejumlah kekhawatiran tetap muncul.

“Warga disini tidak percaya orang Muslim. Tujuan mereka ke AS hanya untuk menambah populasi,” ujar penduduk setempat Barbara Ashcraft dilansir dari the Dallas Morning News, Sabtu (8/8).

Ulama Muslim setempat menyadari, masih ada ketakutan menyergap sebagian besar warga AS. “Islamofobia itu nyata-nyata terjadi,” ungkap direktur eksekutif the Council of American-Islamic Relations Alia Salem.

Kota Collin County ditempati sekitar 22.000 warga Muslim. Mereka kebanyakan bekerja di perusahaan teknologi maupun melakoni pekerjaan sebagai seorang profesional, seperti dokter, insinyur, dan pengacara.

"Warga Muslim disini tergolong baik sebagai tetangga,” imbuh juru bicara Islamic Association of North Texas Khalid Hamideh.

Hamideh menilai, kekhawatiran warga non-Muslim tadi muncul akibat tragedi penembakan setelah even lomba menggambar karikatur Rasulullah SAW di Garland pada Mei 2015 lalu. Tragedy tersebut menewaskan dua orang.

Pihak keamanan setempat, Mayor Joe Helmberger juga menginformasikan pada warga setempat bahwa di kompleks pemakaman Muslim baru nanti akan dibangun sebuah masjid. Namun, pihak pemerintah kota belum memastikan keputusannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement