REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengaku kewalahan dalam menghadapi gelombang pengungsi dari Suriah, Afghanistan, dan zona perang lain.
Mereka meminta bantuan Eropa untuk mengatasi masalah ini menginga Yunani tidak memiliki cukup uang, bahkan untuk rakyat mereka sendiri.
Pernyataan Tsipras itu disampaikan pada Jumat (7/8) menyusul permintaan Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) agar Yunani dapat mengontrol ledakan migran yang telah sampai ke negara itu setelah nekat melewati Laut Mediterania.
Direktur UNHCR Uni Eropa Vincent Cochetel mengatakan 124 ribu orang telah sampai ke Eropa tahun ini lewat jalur laut.
"Mereka yang tiba berpikir sudah negara Uni Eropa. Namun yang kita lihat tidak ada penanganan yang layak atau sesuai standard," ujar Cochetel setelah mengunjungi pulau di Yunani, Lesbos, Kos dan Chios.
"Saya tidak pernah melihat hal seperti itu. Ini Uni Eropa, dan kondisi itu benar-benar memalukan," katanya.
Di kamp pengungsi di Kepulauan Lesbos. Sekitar 50 tenda disiapkan oleh dewan lokal setempat untuk mengakomodasi gelombang pengungsi yang datang tiap hari.
Karena keterbatasan tempat, lebih dari 10 orang harus berbagi dalam satu tenda. Sementara yang lainnya ada yang memilih berlindung di bawah pohon.