REPUBLIKA.CO.ID,PANDEGLANG -- Gubernur Banten Rano Karno meminta para tokoh Mathla'ul Anwar proaktif menanggapi isu nasional yang berkaitan dengan kebijakan pendidikan agar ormas Islam tersebut bisa lebih berkembang.
"Saya harapkan para tokoh Mathla'ul Anwar (MA) yang memegang jabatan penting di pemerintahan pusat dapat pro aktif menanggapi isu nasional bidang pendidikan dan dakwah agar bidang pendidikan yang dikelola MA bisa lebih berkembang," katanya pada acara pembukaan Muktamar ke XIX sekaligus milad ke-100 Ormas Islam Mathla'ul Anwar, Sabtu (8/8).
Menurut dia, dalam rentang waktu 100 tahun, peran Mathla'ul Anwar dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial sudah banyak, dan puluhan ribu orang generasi mendapat pendidikan dari perguruan yang dikelola oleh ormas tersebut.
Rano juga menyatakan, Mathla'ul Anwar telah memiliki Unversitas Mathla'ul Anwar (Unma) yang merupakan manifestasi bidang pendidikan dari organisasi yang didirikan para tokoh Islam, diantaranya KH Mas Abdurahman itu.
"Unma merupakan institusi pendidikan resmi yang telah diakui oleh pemerintah dan selama telah berperan aktif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Banyak lulusan dari Unma saat ini menduduki jabatan penting di pemerintahan.
Karena itu, kata dia, pemerintah Provinsi Banten mendukung penuh pengembangan pendidikan dan dakwah yang dilaksanakan oleh Mathla'ul Anwar.
Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar KH Sadeli Karim menyatakan, MA didirikan oleh beberapa tokoh masyarakat dan alim ulama pada 10 Syawal 1334 Hijriyah/9 Agustus 1916, dan sampai saat ini sudah memiliki perwakilan di 30 provinsi.
MA telah memiliki lebih dari 2.000 satuan pendidikan serta 72 perguruan di seluruh Indonesia, dari jenjang taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi.
Ia menjelaskan, alumni Universitas Mathla'ul Anwar telah mencapai 15 ribu orang, dan jumlah mahasiswa saat ini lebih dari 10 ribu orang.