REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Sebuah asosiasi perempuan Muslim pembela hak sipil di Nigeria (FOMWOMAN) menolak adanya larangan berhijab bagi perempuan. Presiden FOMWOMA, Hajia Amina B. Amoti, mengatakan larangan tersebut bukanlah solusi atas aksi ekstremisme Boko Haram.
“Kami meminta pemerintah tetap fokus dan tidak terganggu dengan orang-orang yang menyerukan larangan penggunaan jilbab,” ujar Hajia seperti dikutip OnIslam, Sabtu (8/8).
Menurut Hajia, larangan berhijab tersebut adalah pengalihan isu yang sengaja dibuat. Larangan berhijab tentunya akan mendapat penolakan dari semua umat Muslim termasuk Muslim Nigeria. Hajia meminta umat Muslim untuk tetap tenag dan tidak terpancing akan larangan tersebut.
Permasalahan yang terkait dengan pelarangan berhijab pertama kali muncul setelah serangan baru-baru ini yang dilakukan oleh Muslim berhijab. Larangan berhijab ini membuat para pemimpin Muslim Nigeria marah dan meminta untuk lebih menghargai perempuan Muslim.