REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Pegiat Indonesia Animation Army Nathan Nanda mengatakan, animator Indonesia jangan segan-segan untuk mengambil kesempatan untuk menimba ilmu ke studio-studio animasi di luar negeri.
"Saya sangat menyarankan animator Indonesia untuk bergabung dengan studio-studio animasi di luar negeri untuk menimba ilmu," kata Nathan di Tangerang Selatan, Sabtu (9/8).
Namun, Nathan mengatakan setelah cukup menimba ilmu di studio-studio animasi di luar negeri, animator Indonesia jangan lupa kembali ke tanah air untuk mengembangkan animasi di negeri sendiri. Nathan berharap jumlah aimator di Indonesia bisa terus bertambah banyak. Apalagi, beberapa sekolah menengah kejuruan saat ini sudah cukup banyak yang memiliki jurusan animasi.
"Namun, jumlah animator yang banyak juga harus dibarengi dengan studio animasi di dalam negeri. Wadah untuk animator Indonesia yang saat ini masih kurang," tuturnya.
Menurut Nathan, belum banyak pemilik modal yang mau menanamkan uangnya untuk membuat film animasi. Padahal, keberadaan studio animasi merupakan sebuah keharusan untuk menghasilkan film animasi yang berkualitas.
Nathan sendiri saat ini bergabung dengan MD Animation, sebuah studio animasi yang salah satu produksinya, 'Adit dan Sopo Jarwo', disiarkan di salah satu televisi swasta. Di studio tersebut, Nathan bertindak sebagai lead animator.
"Mayoritas animator kami merupakan lulusan SMK. Sebelum terlibat dalam pembuatan film animasi, para lulusan SMK itu mendapat pelatihan di MD Animation Trainning Center selama dua bulan," katanya.
Nathan berharap film animasi Indonesia bisa bersaing dengan film animasi dari luar negeri dan digemari anak-anak. Pasalnya, mayoritas film animasi yang ditayangkan di televisi Indonesia saat ini kebanyakan dari luar negeri seperti Jepang, Amerika, Rusia dan Malaysia.
Indonesia Animation Army merupakan kumpulan pekerja animasi yang berasal dari beberapa studio. Pada 1 Agustus hingga 9 Agustus, mereka membuka stan di All Eyes to ICE 2015 di Indonesia Convention Exhibition, Serpong.