Ahad 09 Aug 2015 18:33 WIB

Ketua DPD Ajak Ormas Bangun Bangsa

Rep: Hilman Fauzi/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Ketua DPD RI Irman Gusman secara resmi menutup muktamar ke-19 Mathla'ul Anwar yang diselenggarakan di Pandeglang, Banten. Pada kesempatan kali ini, senator asal Sumatera Barat ini memberikan sambutan di hadapan muktamirin dan pengurus besar Mathla'ul Anwar.

Dalam sambutannya, Irman menyatakan syukurnya atas undangan kehormatan menutup acara. Tema muktamar Mathla'ul Anwar yaitu "Meningkatkan Peran Mathla'ul Anwar dalam Mencerdaskan Bangsa" dianggap sangat relevan dengan kebutuhan bangsa saat ini.

Di usianya yang seabad, lanjut Irman, Mathla'ul Anwar banyak memberi kontribusi dan sumbangsih bagi bangsa dan negara ini, terutama di bidang dakwah, sosial, dan pendidikan.

Sesuai makna namanya, Mathla'ul Anwar yang berarti tempat terbitnya cahaya, kehadiran organisasi ini untuk pembebasan umat dari kebodohan dan keterbelakangan.

"Tepat sekali tema muktamar Mathla'ul Anwar kali ini. Albert Einstein menyatakan ilmu tanpa agama pincang, dan agama tanpa ilmu, buta," ucap Irman menerangkan.

Irman berharap, Mathlaul Anwar juga mampu mencerdaskan bangsa tidak hanya dari seberapa banyak sekolah yang sudah dibangun. Tapi seberapa banyak kadernya berkontribusi terhadap bangsa ini. 

“Untuk mewujudkan itu semua, kita menyadari betul, kita tidak hanya bisa mengandalkan penyelenggara negara, tapi juga harus melibatkan partisipasi semua masyarakat, seperti ormas Islam seperti ini, makanya kita harus menggandeng mereka,” ungkapnya.

Irman mengungkapkan, MA adalah salah satu ormas yang secara konsensi merupakan organisasi yang mengusung pendidikan. Bahkan jauh sebelum Negara ini merdeka.

“Peran mencerdaskan bangsa seperti pada pasal 31 UU 1945, yaitu dengan cara meningkatkan iman dan taqwa yang dikombinasikan dengan iptek,” jelasnya.

Karena itu, pendidikan yang dimaksud dalam konstitusi kita adalah bagaimana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan baru kemudian cerdas. “Ini yang harus didengungkan terus menerus, imtak dan iptek saling melengkapi,” kata Irman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement