REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan di Pasar Gembrong antara ormas Forum Betawi Rempug (FBR) daan warga kembali terjadi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai, kericuhan tersebut terjadi akibat ulah preman yang berseragam ormas.
Kericuhan tersebut dilaporkan karena perebutan lapak parkir di sekitar Pasar Gembrong. Ahok geram dengan aksi premanisme yang sudah diperingatinya. Padahal, ia sudah menawarkan gaji dua kali upah minimun provinsi (UMP) bagi tukang parkir di jalanan.
"Kan saya tawarkan, saya kepala preman yang baru. Orang di lapangan dikasih dua kali UMP gitu aja, lebih baik kan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/8).
Dia menyebut, kericuhan akibat lahan parkir bukan disebabkan oleh tukang parkir yang merasa rugi. Justru dengan kebijakan baru Terminal Parkir Elektronik (TPE) juru parkir bisa mendapat penghasilan lebih besar.
Menurut dia, kerugian yang besar dirasakan kepala preman. Bos-bos preman tidak lagi mendapatkan setoran apabila lahan parkir diambil alih Pemprov DKI Jakarta. Hal itu yang dikatakannya sering memicu kericuhan dan penolakan terkait kebijakan TPE.
Mantan politikus Partai Gerindra tersebut menyayangkan keributan preman berseragam ormas tersebut. Padahal sebelumnya ia baru saja memperingatkan agar ormas tidaklah dijadikan pelindung bagi preman untuk melancarkan aksinya.
"Itu saya udah ngasih peringatan waktu kemarin KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia). Kita pasti akan benturan," ujarnya.
Mengatasi pascakericuhan Pasar Gembrong, ia mengaku sudah meminta pihak kepolisian untuk mengatasinya. Maraknya aksi premanisme di Ibu Kota diantisipasi Ahok dengan meminta bantuan dan dukungan dari aparat keamanan, yakni Polda dan TNI.
"Oknum-oknum aparat nih yang main di lapangan. Makanya kita mesti lawan pasti benturan," kata Ahok.
C26