Senin 10 Aug 2015 10:25 WIB

Danrem: Perbatasan RI-Timor Leste Aman Terkendali

Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen Heri Wiranto.
Foto: Ist
Danrem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen Heri Wiranto.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen Heri Wiranto mengatakan, kondisi keamanan di wilayah perbatasan RI-Timor Leste hingga saat ini masih terkendali, sangat aman dan kondusif.

"Semua aktivitas berjalan sangat normal, seperti biasanya dan tetap terkendali, bahkan tidak ada penambahan pasukan apa pun," kata Brigjen Heri, kepada Antara, melalui Kepala Penerangan Korem (Panrem) Mayor Infantri Arwan, Senin (10/8), menjawab kondisi perbatasan negara di Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, menyusul insiden yang terjadi di Timor Leste negara tetangga pada Sabtu (8/8). (Baca: Pemimpin Pemberontak Tewas, Stabilitas Keamanan Timor Leste Terganggu?)

Insiden baku tembak antara pasukan bentukan Pemerintah Timur Leste dan gerombolan pengacau keamanan pimpinan Mouk Moruk (MM) alias Paulina Gama yang terjadi di Venilale Distric Baucau, Sabtu (8/8) sekitar pukul 20.00 WTLS itu, menyebabkan pejuang kemerdekaan Timor Leste yang saat ini berseberangan dengan pemerintah itu tewas di tempat.

Menurut Mayor Anwar, hingga kini situasi seluruh wilayah perbatasan di sejumlah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur masih sangat kondusif dan di bawah kendali pasukan pengamanan perbatasan unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste, baik di sektor Timur maupun sektor Barat.

Tidak ada hal yang berarti, sehingga tidak dibutuhkan penambahan pasukan yang berlebihan di sepanjang batas dua negara yang masih memiliki satu budaya yang sama tersebut.

Disebutkannya, untuk Sektor Timur, yang membawahi Kabupaten Belu dan Malaka, pengendalian operasi keamanan perbatasan masih berada di bawah komando Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infantri (Yonif) 514/Raider Kostrad dengan jumlah pasukannya sebanyak satu peleton atau 350 orang personel.

Sementara untuk Sektor Barat, yang meliputi wilayah perbatasan di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) serta Kabupatan Kupang, di bawah komando Satgas Pamtas Yonif 744/Satya Yudha Bakti (SYB), dengan kekuatan personel satu peleton atau 350 orang. "Jadi hingga saat ini kondisi keberadaan pasukan masih normal dan sama, dan tidak ada penambahan," katanya.

Dia mengatakan, Indonesia adalah negara berdaulat dan tugas TNI adalah menjaga kondisi keamanan dan kedaulatan negara. Karena itu, setiap pergerakan TNI tetap mengarah kepada satu tujuan tugas, NKRI harga mati.

"Sehingga jika ada kerusuhan di negara tetangga dan berdampak terjadinya gelombang pengungsian manusia, TNI akan tetap menjaga kedaulatan negara tercinta," katanya.

Sebagaimana informasi yang diperoleh Antara dari Dili, diketahui telah terjadi baku tembak antara pasukan keamanan negara itu dan Mouk Moruk serta anak buahnya di Venilale Distric Baucau, Sabtu (8/8).

Dalam aksi baku tembak yang terjadi sejak sore hingga malam hari itu, akhirnya pemimpin pemberontak Mouk Moruk alias Paulina Gama itu pun tewas meregang setelah peluru menyasar bagian dada kanan pejuang kemerdekaan Timor Leste itu.

Jenazah MM lalu dievakuasi ke Dili Timor Leste, Sabtu malam itu juga dengan sebuah helikopter pemerintah, untuk dilakukan otopsi di RS Nasional Guido Valadares.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement