REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menanggapi kekeliruan stiker bus Transjakarta merek Scania yang mencantum kapasitas hanya 39-41 orang.
Menurut Ahok, kejadian itu hanya kekeliruan yang dilakukan orang-orang iseng. "Menurut saya ini orang iseng. Mana ada sih bus yang 111 kursi. Emang kereta api," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (10/8).
Wakil Gubernur DKI Jakarta era Joko Widodo tersebut mengatakan, secara logika tentu saja bus Scania bisa menampung lebih banyak yang tertulis di stiker uji KIR. Bus itu sanggup menampung hingga 110-120 penumpang.
Perhitungan itu didasarkan pada perhitungan berat kosong kendaraan, yakni 19,3 ton, sementara gross vehicle weight yang merupakan berat bus dalam keadaan penuh penumpang adalah 26 ton. Penumpang yang bisa diangkut harusnya 26 ton dikurangi 19,3 ton, yaitu 6,7 ton. Jika dihitung dengan mengibaratkan satu orang penumpang dengan berat 60 Kg, artinya bus tersebut bisa mengangkut sekurang-kurangnya 111 orang penumpang.
Menurut Ahok, jumlah yang dimaksud 39 itu diduganya merupakan jumlah kursi. Bukan total keseluruhan penumpang yang dapat diangkut bus Scania. Pasalnya melihat ukuran bus Transjakarta yang cukup besar, sangat janggal jika hanya menampung penumpang kurang dari 50 orang.
Dia menyebut kesalahan tersebut bukan dari bus Scania yang sudah beroperasi. Namun, kesalahan proses administrasi yang diuji badan uji Kir Dinas Perhubungan. Sebab, ia menilai, selama ini tidak ada masalah dari bus buatan Swedia tersebut.
Mantan bupati Belitung Timur tersebut justru menduga ada pihak ingin menjatuhkan bus Scania yang kini menjadi armada Transjakarta. "Kelihatan orang-orang yang ingin jatuhkan Scania. Makanya saya sedang mau teliti kepala uji Kir ini ada maksud apa," sebutnya.