Senin 10 Aug 2015 14:29 WIB

Jokowi: Pesimistis Keliru, Perekonomian Kita Lima Besar di Dunia

Presiden Joko Widodo berjalan menuju ruangan rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/6).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo berjalan menuju ruangan rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati lima besar dunia sehingga keliru jika pesimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia. "Perekonomian kita lima besar di dunia, jadi kalau ada yang pesimis menurut saya keliru," kata Presiden dalam pidato Peringatan 38 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia di Jakarta, Senin (10/8).

Presiden menyebutkan pelemahan bursa saham tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga di banyak negara, baik yang sudah maju maupun berkembang. "Ini konsekuensi melambatnya perekonomian dunia. Namun, perekonomian kita masih lima besar di dunia," katanya.

Sementara itu Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki menyebutkan dalam kesempatan itu Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa pasar modal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar karena digerakkan oleh kekuatan ekonomi nasional yang terus tumbuh dengan sehat dan solid.

Dengan potensi dan pondasi ekonomi yang kuat tersebut, pasar modal Indonesia terbukti cukup mampu meredam gejolak perekonomian global belakangan ini. "Bursa saham kita saat ini memang sedang melemah, sebagaimana juga dialami oleh banyak negara berkembang lainnya. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia berpengaruh pada kinerja perusahaan publik di seluruh dunia," katanya.

Dia menyebutkan, bursa saham yang bergejolak memang sering membuat sebagian investor cemas. Seperti terjadi di pasar riil fluktuasi harga di pasar modal adalah hal yang biasa. Harga dapat naik maupun turun berdasarkan permintaan dan penawaran.

Tetapi karena fundamental keuangan emiten dan potensi jangka panjang ekonomi negara dan perusahaan di Tanah Air cukup bagus, justru sekarang adalah saat yang tepat untuk berinvestasi.

Dia menyebutkan untuk itu Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator dan pasar modal perlu meningkatkan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) karena bisnis utama pasar modal adalah bisnis kepercayaan (kredibilitas).

Menurut Presiden, posisi Good Corporate Governance Indonesia saat ini masih tergolong rendah dan berada di urutan ke lima di kawasan ASEAN yang harus segera diperbaiki sebelum berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir 2015. Bursa Efek Indonesia harus menjadi percontohan penerapan tata kelola perusahaan.



sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement