REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan mengaku telah memanggil para feedloter alias para pengusaha penggemukan sapi impor. Hal tersebut guna membuka dialog agar sirkulasi daging sapi di pasar tak terganggu.
Ini juga menindaklanjuti tingginya harga daging sapi serta ancaman aksi pemogokan besar-besaran para pengusaha sapi potong dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
"Langkahnya jelas, kalau dia mengganggu roda ekonomi kita, akan kita panggil semua feedlotter, pedagangnya juga," kata Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pada Senin (10/8). Pemanggilan tersebut agar mereka dapat berkoordinasi memastikan pasokan daging di pasar aman.
Merespons tingginya harga daging sapi di dalam negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) pun telah membentuk tim khusus. Tim bertugas mengecek persediaan sapi bakalan yang berada di sejumlah perusahaan penggemukan sapi (feedlot).
Dari hasil pengecekan, didapati sapi tersedia 160 ribu ekor. Jumlah tersebut menurutnya cukup untuk empat bulan ke depan. Ia pun mengeluarkan rekomendasi impor sapi sebanyak 50 ribu ekor. Ditanya alasannya, ia tak banyak berkomentar. Ia hanya menyebut rekomendasi impor menyesuaikan pasokan dan kebutuhan dalam negeri. Rekomendasi tersebut jauh dari harapan para pengusaha sapi.
Sebelumnya, para pengusaha meminta penambahan impor hingga 250 ribu ekor sapi bakalan di periode Juli-September ini. Mereka beralasan, harga daging tinggi membuat mereka banyak merugi. "Rekomendasi sesuai kebutuhan, jenisnya sapi bakalan, bukan sapi potong, Bulog punya stok," ujarnya.