REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Layanan darurat dengan helikopter di daerah tertimpa gempa di Nepal kemunginan dihentikan dalam beberapa pekan mendatang karena kekurangan dana.
PBB mengatakan penghentian itu akan menyebabkan 150 ribu korban gempa di pengungsian kemungkinan tidak mendapat bantuan pangan dan minuman saat menghadapi musim hujan, Senin (10/8).
Layanan Kemanusiaan melalui Udara, PBB (UNHAS) mengatakan musim hujan tahunan dan tanah longsor dapat memutus jalur ke tempat terpencil, yang dua kali dilanda gempa pada April dan Mei sehingga helikopter sangat diperlukan untuk menjangkau korban.
Gempa bumi tersebut merenggut 8.900 korban jiwa dan mencederai lebih dari 22 ribu orang serta memaksa puluhan ribu orang lain mengungsi.