Senin 10 Aug 2015 22:26 WIB

Ini Tiga PR Utama Pimpinan Baru PKS

Rep: Agus Raharjo/ Red: Ilham
PKS
PKS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Fachri Ali menegaskan, prosesi pemilihan pimpinan di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berbeda dengan partai politik lainnya. Menurutnya, PKS merupakan Parpol yang berwujud sekolah, bukan perkumpulan seperti kebanyakan Parpol.

Karenanya, produk yang dihasilkan oleh kaderisasi di PKS seragam antara tokohnya.

Hal itu membuat pergantian kepemimpinan di PKS tidak akan jauh berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya. Sebab, produk kader yang dihasilkan sama secara bertahap.

Fachri Ali mengatakan, terpilihnya Salim Segaf Al Jufri sebagai Ketua Majelis Syuro dan Mohammad Sohibul Iman sebagai Presiden tidak akan banyak mengubah warna di PKS. “Sama saja, PKS itu bukan perkumpulan, tapi seperti sekolah, jadi produknya sama,” kata Fachri Ali pada Republika, Senin (10/8).

Menurut dia, ada beberapa pekerjaan rumah (PR) untuk membuat partai ini eksis kembali, mengingat di periode lalu PKS mendapat tekanan dari berbagai pihak. Tiga poin yang harus diselesaikan Ketua MS dan Presiden PKS yang baru adalah PKS harus berhenti berupaya membubarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ini menjadi poin pertama yang harus dilakukan kader PKS. Sebab, hal itu justru berakibat buruk bagi PKS sendiri. “Kedua, PKS harus kembali meninggikan moral di atas kepentingan politik,” tegas Fachri.

Menurutnya, saat ini PKS sudah sama dengan Parpol lain yang hanya mengedepankan politik. Padahal, nilai lebih dari partai berbasis Islam ini adalah moral yang mereka junjung tinggi di awal terbentuknya partai. Karakter kader PKS saat ini, menurut Fachri, tidak beda dengan politikus partai lain, seperti Golkar atau PDIP.

 

Ketiga, pimpinan PKS harus mampu membawa kader-kadernya untuk tidak haus dengan kekuasaan. Hal ini sangat penting bagi kelangsungan partai itu sendiri. Fachri mengatakan, sejak awal pendirian PKS, dirinya mengingatkan bahwa kader PKS jangan sampai terbuai untuk mengejar kekuasaan ksarena itu akan membuat partai merosot.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement