REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, antara tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus, peristiwa kosmik hujan meteor Perseid menghiasi malam. Tahun ini, puncaknya diprediksikan akan berlangsung 12-13 Agustus. Bagi mereka yang tinggal di belahan bumi utara mungkin bisa melihat 100 bintang jatuh per jam. Asal, langit cerah.
Untuk pertama kali sejak tahun 2010, melihat metor bisa lebih indah. Sebab, puncak hujan meteor yang mungkin akan terjadi pada 13 Agustus jatuh sebelum bulan baru. Artinya, Anda bisa melihat hujan meteor dengan latar belakang bulan.
Menurut Jolene Creighton, editor majalah 'From Quarks to Quasars' dan penulis freelance di bidang science mengatakan 60 hingga 100 meteor bisa terlihat di puncak hujan meteor kali ini setiap jamnya. Meteor akan bergerak dengan kecepatan 209 ribu km/jam. "Yang menarik, meteor ini luar biasa kecil. Sebagian besar partikel ini seukuran batu atau pasir kecil dan beratnya hanya 1-2 gram saja," ujar dia.
Hujan meteor Perseid terdiri dari partikel-partikel yang lepas dari komet 109/Swift-Tuttle yang berasal dari tata surya. Bagi Anda yang berada di belahan bumi utara, para ahli merekomendasikan untuk menyaksikan hujan meteor setelah tengah malam di tanggal 12 atau 13 Agustus. Tidak perlu teleskop atau peralatan mahal untuk menyaksikan peristiwa ini. Menurut laman ScienceAlert, Anda bisa melihat hujan meteor dengan mata telanjang.
Sayangnya, bagi mereka yang tinggal di belahan bumi selatan, peristiwa ini tidak begitu spektakuler. Para ahli memprediksikan hanya sepertiga meteor akan jatuh dan terlihat di bumi bagian selatan.