Selasa 11 Aug 2015 12:37 WIB

Bahas Kereta Api Cepat, Menteri Cina Temui JK

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
kereta cepat Cina.
Foto: Image: Shaun Robinson/Shutterstock.com
kereta cepat Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Cina, Xu Shaoshi pagi ini menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wapres, Jakarta. Dalam pertemuan ini, keduanya juga membahas terkait proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.

"Beliau sangat memperhatikan kebersamaan Cina-Indonesia dan membentuk kerjasama Cina-Indonesia untuk membangun kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Xu Shaoshi usai bertemu Wapres JK, di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/8).

Lebih lanjut, ia mengatakan pihaknya juga menjelaskan mengenai proposal Cina dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Kendati demikian, ia enggan menyebut nilai investasi pembangunan proyek tersebut.

Namun, Xu menyatakan telah memaparkan tawaran investasi proyek serta rencana keuangannya kepada pemerintah Indonesia. Menurut Xu, Wapres JK pun memberikan tanggapan positif terkait proposal tersebut.

"Dan kami juga sangat menantikan dukungan Wakil Presiden untuk selalu mendukung kedua belah pihak dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung," tambah dia.

Tak hanya itu, dalam pertemuan ini keduanya juga membahas peningkatan kerjasama di bidang perdagangan, infrastruktur, dan investasi antara kedua negara. Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyatakan dalam pertemuan ini, keduanya membahas proyek kereta api cepat Jakarta- Bandung.

"(Investasi) Ya belum ditawarkan, tentu belum bisa dibuka kan," kata JK.

Wapres pun enggan menyebut nilai investasi proyek kereta api cepat dari negeri tirai bambu itu. Dengan adanya kompetisi tawaran investasi dari Cina dan Jepang, JK mengatakan Indonesia pun dapat memilih tawaran investasi yang lebih baik dari dua negara tersebut.

Selain itu, JK mengatakan keduanya juga membahas terkait peningkatan hubungan dan kerjasama dua negara seperti di bidang energi, transportasi dan infrastruktur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement