Selasa 11 Aug 2015 13:29 WIB

Permintaan Furnitur Tanah Air ke Taiwan Meningkat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Pekerja mengamplas kursi kayu di tempat pembuatan furnitur dikawasan Manggarai, Jakarta, Senin (3/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mengamplas kursi kayu di tempat pembuatan furnitur dikawasan Manggarai, Jakarta, Senin (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIWAN -- Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan Arief Fadillah mengatakan, permintaan furnitur Indonesia ke Taiwan semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring semakin meningkatnya permintaan dari retail furnitur Scanteak yang rata-rataa mencetak transaksi seribu kontainer.

"Perusahaan-perusahaan furnitur Indonesia yang berbasis di Solo dan sekitarnya menjadi pemasok utama Scanteak," ujar Arief, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/8).

Arief menjelaskan, perusahaan yang berbasis di Singapura itu memiliki 120  chain store  di dunia, 94 di antaranya terdapat di Taiwan. Sedangkan sisanya tersebar di Singapura, Jepang, Jerman, Kanada, Brunei, dan Amerika Serikat. Sejak kali pertama membuka toko di Taiwan pada 1993 silam, Scanteak kini telah memiliki  turn over rata-rata per tahun lebih dari 5 juta dolar AS.

Arief menambahkan, pembukaan gedung baru Scanteak di Taiwan ini berfungsi sebagai pengatur sistem distribusi logistik perusahaan. Ke depan, Scanteak bertekad akan membuka toko furniturnya hingga 100 unit di Taiwan. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan ekspor furnitur ke Taiwan.

"Kita perlu mempertahankan kualitas furnitur lokal agar produk Indonesia makin menguasai pangsa pasar furnitur dunia," kata Arief.

Sementara itu, CEO Scanteak P.C Lim mengaku bangga bisa bekerja sama dengan perusaan-perusahaan asal Indonesia. Menurutnya, furnitur dan olahan kayu asal Indonesia dikenal sangat berkualitas dan kompetitif sehingga berdaya saing global. Selain itu, Taiwan merupakan pasar penting bagi produk Scanteak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement