Selasa 11 Aug 2015 15:32 WIB

Presiden: PKS Konsisten Berada di Luar Pemerintahan

Rep: C94/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden PKS Sohibul Iman.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Presiden PKS Sohibul Iman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Sohibul Iman bersama Sekjen HM Taufik Ridlo menyatakan tekadnya agar partai dakwah tersebut tetap konsisten di luar pemerintahan. Karena itu, PKS tidak ingin bergabung dalam pemerintahan tanpa persetujuan Koalisi Merah Putih (KMP). Meski begitu, PKS memberikan keleluasaan kepada Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle Kabinet Kerja kalau dirasa kinerja anak buahnya tidak bagus.

"Kami tidak berpretensi untuk masuk dalam kabinet atau apa yang menjadi hak prerogatif presiden. Kami tentu saja memberikan keleluasaan kepada presiden untuk melakukan reshuffle. Bila diyakini itu akan memberikan kebaikan, tentu laksanakan lah," kata Sohibul saat jumpa pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (11/8).

Sohibul menjelaskan, PKS tidak memikirkan diri untuk masuk dalam kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, PKS telah memiliki kesepakatan tersendiri dalam KMP. "Jika ditawari tentu saja kita tidak bisa berandai-andai tapi yang jelas kami di KMP memiliki kesepakatan-kesepakan tersendiri."

Karena itu, lanjut dia, PKS tidak bisa bertindak sendiri dalam menentukan tawaran kabinet. Sehingga, segala hal yang menyangkut hubungan antara pemerintah dan KMP itu harus menjadi kesepakatan bersama.

"Jadi kita tida bisa bertindak sendiri. Segala hubungan antara pemerintah dan dengan partai di dalam Koalisi Merah Putih menjadi kesepakatan di dalam KMP. Karena itu, kami akan selalu membicarakan hal itu di dalam KMP," kata mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement