REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara mengeluarkan tiga rekomendasi dari hasil pertemuan di Lembang, Jawa Barat. Tiga rekomendasi itu pada intinya menjaga ajaran Islam yang damai.
Berikut tiga rekomendasi Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara:
Pertama, menanggulangi aliran sesat dan menyimpang dengan cara pencerahan yang dilakukan dengan pelatihan materi mahzab Syafi'i dan kerja sama dari para Da'i untuk mencegah penyebarluasan ajaran menyimpang. "Di sini juga ada peran dari koordinasi antara ulama dan da'i tersebut," ujar Ketua Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara Muhammad Zaitun Rasmin
Rekomendasi berikutnya adalah pelatihan Mazhab Syafi'i sebagai mayoritas di Asia Tenggara, kata Zaitun, selain untuk langkah penanggulangan aliran sesat, juga untuk menangkal paham radikal dan ekstrem. "Makannya mazhab harus diingatkan agar menangkal juga paham radikal tersebut," ujarnya.
Terakhir, kata Zaitun, Ikatan Ulama dan Da'i Asia Tenggara juga merekomendasikan untuk memberikan perhatian dan dukungan pada Da'i di negara-negara yang umat Islamnya minoritas. Dukungan tersebut, tambah Zaitun, adalah dukungan secara moril maupun secara materil dalam agenda terprogram dengan tujuan peningkatan kualitas dakwahnya.
"Dukungan materil ini adalah untuk meningkatkan aspek ekonomi para Da'i dan memberdayakan masjid untuk meningkatkan produktivitas masjid sebagai sarana dakwah," katanya.