REPUBLIKA.CO.ID, CIPETE -- Pedagang daging sapi di Pasar Blok A,.Cipete, memilih menjual daging sapi lokal ketimbang sapi impor. Alasannya, karena sapi lokal memiliki lemak lebih sedikit ketimbang sapi impor.
Muhammad Arief, pedagang di Cipete mengaku membeli daging sapi didatangkan dari Bali. "Kalau daging sapi impor jarang dijual di Pasar Blok A," katanya kepada ROL, Rabu (12/8).
Ia menjelaskan, kualitas daging impor tidak sebaik sapi lokal. "Contohnya kalau sapi BX (impor), terlalu banyak lemak. Sedangkan sapi lokal sedikit lemaknya, sebab dari pakannya beda," ucap dia.
"Kalau sapi impor digemukan dengan vitamin atau zat tambahan, agar cepat lebih besar. Namun jika sapi lokal, digemukan dengan pakan secara alami."
Harga daging sapi yang meroket membuat pedagang kelimpungan hingga melakukan mogok berjualan. Termasuk pedagang di Blok A. Harga sapi di pasaran pada hari ini masih sekitar Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu. "Itu harga untuk sapi lokal, bukan sapi impor," imbuh dia.
Arief menyebut, Rabu ini menjadi hari terakhir pedagang daging sapi se-Jabodetabek melakukan aksi mogok. Meski demikian, ia masih mengeluhkan harga daging sapi masih belum terjangkau.
Arief sendiri membeli daging sapi lokal karkas, masih sekitar Rp 95 ribu. Biasanya Arief membeli di Rumah Potong Hewan (RPH) Cakung, Jakarta Timur. "Dengan membeli segitu, saya menjual Rp 130 ribu," katanya.